Rahasia Jodoh

Mencintai seseorang biasanya ditandai dengan selalu mengingatnya, merasakan hadirnya, seperti ada ikatan batin antara dia dengan kita. Seakan-akan dia adalah belahan jiwa kita yang lain.

Alloh anugerahkan kita dua kaki untuk berjalan, dua tangan untuk memegang, dua telinga untuk mendengar dan dua mata untuk melihat. Tetapi mengapa Alloh hanya menganugerahkan satu keping hati pada kita ? Karena kepingan hati yang lain telah Alloh berikan pada seseorang disana untuk kita cintai. Benar, hati itu butuh kepingan hati yang lain untuk dicintai. tidak seperti kaki yang keduanya terintegrasi dalam satu diri, atau seperti tangan yang keduanya telah bersama semenjak manusia lahir ke dunia. Hati adalah berbeda, ia terpisah, dan memang perlu berpisah karena fungsinya yang istimewa, yakni untuk mempersatukan dua jiwa yg berbeda sebagai satu bahasa cinta.

Maka Hati yang fitrahnya sehat pasti mengidamkan belahan kepingannya yg lain agar dia tentram. Dan inilah awal cerita itu dimulai. Hati setiap degupnya selalu bergerak dalam alamnya, melanglang buana terus mencari kekasihnya. Ia rindu tapi ia tak tahu dimana, hingga akhirnya menemukan satu sinyal menarik yg menggetarkan dan ia mulai bertanya-tanya. Awalnya getar itu biasa. Tapi lama kelamaan getar itu mengambil kuasa. Memaksa jasad untuk terus mendekat. Memaksa lisan untuk semakin akrab. Dan Lama kelamaan, tekad itu mencapai bulatnya. Dan dussh!!! Semua pun terjadi dalam ikatan yg diridhoi. Suasanapun menjadi tentram seusai akad dilaksanakan. Kini dua belahan hati itu sibuk bercengkrama dengan bahasa mereka sendiri, yakni bahasa jiwa. Demikianlah Skenario indah cinta ciptaan Zat Yang Maha Penuh Cinta.

Lalu sekarang pertanyaannya; bagaimana dengan diri kita sendiri? bagaimana bertemunya kita dengan kepingan sejati hati kita? Bagaimana menemukannya padahal bumi Alloh begitu luas.

Jawabannya sederhana; Alam akan menjawab pertanyaan itu bila telah tiba waktunya. Ya! Mekanisme alam – dengan cara yang tidak kita mengerti- yang akan menghalau kita kepada jodoh kita. Sungguh, Setiap orang telah ditulis jodohnya. Setiap orang ada takdirnya. Jadi tidak perlu kuatir dan ragu tentang itu. Yang perlu dipikirkan sebenarnya cuma  dua hal;

Yang pertama bahwa;

“orang baik akan mendapatkan yang baik dan orang jelek akan mendapatkan yang jelek”.

Apakah itu artinya apa yg kita lakukan dan usahakan akan ada sangkut pautnya dengan si dia -calon kita- dibumi sana? Wallohu A’lam Bisshowaab. Yang jelas ini menuntut kita untuk terus menjaga diri dan memperbaiki pribadi bila kita ingin jodoh yang terbaik.

Yang kedua bahwa;

Kita harus tetap mencari dan terus berdoa. Memang meyakini masalah takdir itu wajib, tapi bukan berarti kita menafikkan usaha. Jangan seperti segolongan aliran sesat yg meyakini takdir tapi menolak ikhtiar. Ahlussunnah adalah jalan yg adil. Takdir betul-betul diyakini, tapi ikhtiar tetap dijalani. Tentu saja ikhtiar disini adalah yang benar. Kan pingin jodoh yang terbaik.

Nah demikianlah. Satu catatan penting lagi; Secara umum skenario perjalanan cinta seorang insan adalah “dia akan bertemu orang-orang yang salah sebelum dipertemukan dengan orang yang tepat, agar dengan kesalahan tersebut dia bisa belajar untuk menjadi yang tepat buat jodohnya nanti”.

<> memen.wordpress.com <>


8 Comments

Tinggalkan komentar